"Sudah umur 25 tahun kan? Apa saja pencapaian kamu?" - Ucap banyak orang yang suka membanding-bandingkan pencapaian.
Tepat setahun yang lalu aku berusia 25 tahun dan berhasil melaluinya dengan penuh drama kehidupan yang ada. Hingga akhirnya aku berhasil lulus dari seperempat abad hidupku. Karena hari ini aku 26 tahun.
Mungkin pertanyaan yang aku tuliskan itu, sering ditanyakan oleh orang-orang terdekat maupun orang yang ingin tahu.
Ada yang beranggapan bahwa umur 25 tahun harus memiliki penghasilan sekian, harus bisa beli ini itu, harus begini begitu. Bahkan sering kali, orang menanyakan "kapan menikah?" saat memasuki usia 25 tahun.
Tanpa disadari, ekspektasi orang lain terhadap diri kita, membuat diri sendiri menjadi insecure dan mencoba untuk memenuhi ekspektasi orang tersebut. Hal ini juga membuat kita jadi bingung, harus dijawab dengan kalimat yang bagaimana, untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Di-posting-an kali ini, aku akan bercerita tentang pencapaianku di umur 25tahun. Tentu saja, cerita ini bukan untuk pamer. Tapi aku ingin berbagi makna kehidupan dan jawaban untuk menjawab pertanyaan "Apa pencapaian di umur 25 tahun?".
💗💗💗
"Kok 25 tahun belum menikah? Kapan menikahnya nanti keburu umur tua."
Memasuki umur 25 tahun, aku sering kali mendapatkan pertanyaan 'kapan menikah?'. Awalnya aku sangat bingung untuk menjawab pertanyaan ini.
Memang benar, saat itu aku masih memiliki seorang kekasih. Tetapi akhirnya kami putus di penghujung tahun 2022. Hal ini menjadi momen hancur diumurku yang sudah seperempat abad ini.
Semua ekspektasi tentang menikah, menjadi hancur seketika. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya, kalau aku akan mengalami patah hati yang begitu mendalam untuk kedua kalinya. Aku sempat menyerah dan keinginan untuk hidup sangat tipis.
Lalu apa yang aku lakukan? Karena aku zaman dulu aku pernah melalui situasi patah hati yang sulit, maka aku memutuskan untuk langsung menemui psikolog. Aku bersyukur sekali, disaat aku benar-benar terpuruk dan terjatuh, Tuhan masih memberiku kewarasan.
Tidak hanya ditinggalkan oleh lelaki tersebut. Aku mendapatkan banyak fitnah dan playing victim dari beberapa pihak. Awalnya aku merasa sangat tidak mampu untuk beberapa waktu. Aku menghilang beberapa waktu, untuk menyembuhkan diri dan menyelesaikan masalahku.
Dari kisahku ini, aku mendapatkan pencapaian yang sangat membahagiakan. Bukan pasangan baru yang ku dapatkan. Tetapi aku kembali mendapatkan orang-orang terdekatku, yang dulu sempat putus komunikasi. Aku juga mendapatkan sahabat baru, yang ada untuk membantuku bangkit dari keterpurukan.
Sesuai dengan pepatah "Mati satu tumbuh seribu..", walaupun aku kehilangan satu orang yang tidak mencintaiku, tetapi aku mendapatkan banyak cinta dari para sahabat dan keluargaku.
Dari sini juga aku belajar. Bahwa kehidupan itu tidak selalu tentang pacar atau pasangan. Masih ada banyak cinta yang di dapatkan dari orang terdekat.
💗💗💗
"Umur segini kok hidup gitu-gitu aja?"
Pertanyaan kedua ini juga sering aku dapatkan. Jika bertemu dengan orang yang menilaiku dari segi materi.
Mungkin ada banyak orang yang menilai dari apa yang terlihat saja, seperti merek handphone, merek baju, kendaraan yang digunakan, gaji selama kerja, dan semacamnya. Tetapi tidak ada banyak yang tahu, kalau diri kita menikmati apa yang dimiliki saat ini.
Benar, aku bukanlah orang yang selalu menggunakan barang branded dan memiliki gaji yang besar. Tetapi hidup aku nggak 'gitu-gitu aja'. Ada banyak hal yang membuatku bahagia di umur segini.
Dengan apa yang aku miliki saat ini, aku bersyukur berhasil menikmati kehidupan setiap harinya, tanpa kekurangan sedikitpun. Aku hanyalah perempuan biasa, yang juga memiliki hutang. Tetapi aku berusaha untuk mencukupi kebutuhanku, dengan bekerja semaksimal mungkin.
Lalu, kenapa aku merasa hidupku tercukupi dan nikmat dengan keadaan seperti ini? Karena aku memiliki list keinginan yang ingin aku lakukan setiap harinya. Contohnya, hari senin aku ingin makan es krim. Maka aku akan membeli es krim sesuai yang aku inginkan. Dari situlah aku merasa bahwa aku sukses mencukupi keinginanku.
Sebenarnya kesuksesan dari pencapaian itu tidak selalu diukur dengan harga atau sesuatu yang tampak mewah. Mencukupi keinginan dari hal kecil, maka kesuksesan dan kenikmatan sudah kamu dapatkan. Contoh lain, perut kamu sedang sangat lapar, kemudian kamu membeli makanan yang bisa membuat perut kenyang. Jika kamu sudah kenyang, maka kamu berhasil mencukupi keinginan dan bisa menikmatinya.
💗💗💗
"Lakukan apapun yang kamu inginkan!"
Kesimpulannya, kalau ada orang selalu bertanya 'kapan nikah?', sudah tidak perlu berpikir jawaban yang savage. Cukup jawab saja secara sederhana 'di waktu yang tepat'. Lebih enak didengar, tidak menguras energi dan tidak menimbulkan konflik.
Tidak usah terburu-buru mencari pasangan hidup. Nikmatilah setiap detik yang ada bersama orang terdekat yang selalu ada untukmu. Tubuh akan sangat capek jika terus menerus fokus pada satu titik.
Bagi yang sering tanya 'kapan nikah', dan memaksa kita menikah dengan kalimat 'sudah umur segini tuh mikir nikah!'. Jadi gini, kami juga berpikir tentang menikah. Tetapi kamu tidak terburu-buru untuk menikah. Kenapa nggak terburu-buru? Ya karena kamu berpikir tentang menikah. Hehe. Menikah nggak hanya sat set sat set sak dek sak nyet, karena Tuhan akan memberikan waktu yang terbaik untuk kami bertemu pasangan hidup dan menikah. Urusi saja urusanmu sendiri, tanpa harus memaksa kami untuk memenuhi ekspektasimu tentang menikah.
Kemudian, untuk menjawab 'apa pencapaian hidup di umur segini?', cukup jawab saja 'hidup nikmat'. Tentu saja, setiap orang pasti punya kekurangan dalam hidup. Tetapi mulailah bersyukur dan menikmati hal-hal kecil yang ada. Jangan fokus sama kekurangan saja yang membuatmu berpikir negatif.
Tak ada salahnya kalau kamu memiliki keinginan dan cita-cita yang tinggi. Goals semua orang itu berbeda. Kita tidak boleh menghakimi goals milik orang lain. Kirimkan semangat dan sukacita untuk orang lain, agar semangat dalam mengejar goals mereka.
Terakhir. Aku bersyukur sekali bisa menikmati kehidupan ini. Tanpa aku sadari, aku mendapatkan banyak hal dan kenangan manis di umur 25 tahunku ini. Bahkan aku sempat meminta kepada Tuhan, "tolong kembalikan waktu aku kuliah. Aku ingin mengulang dan menikmati waktu untuk kuliah." ternyata Tuhan mengabulkan doaku. Aku bisa menikmati dan mengulang suasana kuliah, kembali kuliah dengan lingkungan yang tidak jauh berbeda, tetapi Tuhan menjauhkanku dengan lingkungan yang toxic. Sehingga aku diizinkan untuk menikmati waktu dengan lingkungan yang positif. Terimakasih Tuhan, sudah memberikan kehidupan dan mengangkatku. Goodluck, Pinkish! I love you~ 💗