Hai Pinkish! π
Masih dalam memperingati hari AIDS sedunia nih, barenga Ruang Publik KBR. Melalui tulisan ini, aku mengajak kalian untuk menghapuskan pandangan negatif tentang HIV dan AIDS.
Aku juga mau ngasih tahu ke kalian, kalau HIV ternyata bisa disembuhkan, lho. Tapi harus melakukan perawatan dan pengobatan secara rutin.
Tanggal 16 Desember 2021 kemarin, aku mengikuti acara talk show Ruang Publik KBR dengan tema Sisi Lain Sejarah Epidemi HIV dan AIDS di Indonesia. Dalam talk show ini menghadirkan dua nara sumber, yaitu Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI sebagai Anggota Badan Pembina YKIS, dan Asti Septiana sebagai ODHIV.
Kalian bisa menyimak dan mendengarkan talk show ini di podcast for curious minds produksi KBR di https://kbrprime.id dan Spotify, Google Podcast, Anchor (search: KBR Prime).
πππ
HIV dapat Disembuhkan
Sebelumnya aku pernah bahas mengenai HIV ini postingan aku sebelumnya. Pertama kali HIV dan AIDS ditemukan ini ada pada tahun 1987. Sejak saat itu, ada banyak sekali stigma negatif atau pandangan negatif masyarakat tentang HIV dan AIDS, sehingga seseorang yang mengidap HIV dan AIDS ini dipandang sebelah mata, bahkan dijauhi dari lingkungan sosial.
Karena di negara Indonesia ini juga terdapat banyak kasus HIV dan AIDS, maka dibentuklah yayasan yang bernama Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS), yang didirikan pada tanggal 22 Desember 2017 oleh Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH; Prof. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI; dan Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0019035.AH.01.04.Tahun 2017.
YKIS ini membantu menekankan preventif dan promotif mengenai isu kesehatan, termasuk HIV dan AIDS. Bahkan YKIS juga memiliki banyak relawan yang termasuk ODHIV dan ODHA.
Menurut Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, bahwa dengan adanya relawan YKIS yang merupakan ODHIV dan ODHA, bisa membuat masyarakat percaya kalau ODHIV dan ODHA juga bisa sehat, bisa disembuhkan, bisa beraktivitas sosial dan penyakitnya tidak mudah menular.
Para relawan ini tetap sehat dan kuat, karena mereka sangat rajin mengonsumsi obat ARV atau antiretroviral. Obat ini bisa membantu menghambat pertumbuhan virus HIV, sehingga virusnya bisa menjadi lebih sedikit di dalam tubuh, dan tidak terdeteksi atau menular lagi.
Bahkan jika rajin mengonsumsi obat ARV ini, ibu-ibu yang sedang menghamil dan mengidap HIV, akan memiliki virus yang sedikit dan HIV tidak akan menular ke bayinya. Obat ini juga bisa membantu mencegah penularan sakit ke orang lain.
Awalnya obat ARV ini hanya disediakan di apotik Kimia Farma saja, tetapi sekarang sudah mulai ada dan mudah ditemukan di puskesmas. Agar HIV bisa sembuh, maka obat ini harus diminum secara teratur dan dengan pengawasan dokter.
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI juga berpesan, bahwa yang menjadikan stigma negativ tentang HIV dan AIDS ini bukanlah orang jahat, tetapi orang yang nggak mudeng atau tidak paham tentang sakit ini. Sehingga masyarakat harus memahami tentang penularan HIV, dan jika terinfeksi virus HIV sebaiknya jangan panik. Karena penyakit ini bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin.
πππ
Pesan untuk Masyarakat
Asti Septiana adalah seorang istri sekaligus ibu yang mengidap HIV (ODHIV). Menurutku, ibu Asih adalah orang yang sangat tangguh dan kuat untuk melawan HIV sekaligus stigma negatif dari masyarakat.
Ibu Asti menjadi seorang yang terkena HIV, karena ia tertular oleh suaminya sejak 2011. Saat itu, ibu Asih menemani suaminya untuk periksa dan cek kesehatan. Kemudian, ia juga melakukan tes untuk dirinya sendiri. Hasilnya pun keduanya positif HIV.
Ibu Asti sudah sangat siap dengan segala konsekuensi yang akan ia alami. Bahkan ia mengaku hanya kepikiran atau stres dengan kondisinya ini sekitar 1 bulan saja. Untungnya ia hidup di keluarga yang baik dan tidak memandangnya dengan negatif. Lingkungan sosialnya bisa menerima keadaan beliau dan suaminya.
Ibu Asti juga rutin mengonsumsi obat-obatan untuk melawan virus HIV ini. Sehingga beliau dapat sehat dan terus beraktivitas seperti biasanya. Ibu Asti ini juga menuliskan banyak ceritanya tentang perjalanan hidup sebagai ODHIV di sosial media miliknya. Tentu saja tulisannya bisa membuat orang lain terinspirasi dan semangat.