Kezia Pinky
  • Home
  • About
  • Categories
    • Skincare
    • Make Up
    • Hair Care
    • Body Care
    • Journal
  • Contact

 

ilustrasi Karolina Grabowska/pexels

Hai Pinkish!💖
Akhir-akhir ini aku sering dengar tentang pelecahan dan kekerasan terhadap perempuan. Bahkan seorang perempuan yang jadi korban, malah mendapatkan ejekan atau dihina oleh masyarakat.
Sering kali perempuan dituntut untuk memenuhi kebutuhan orang lain, padahal seharusnya perempuan itu bisa berdiri sendiri, dan tidak perlu menuruti keinginan orang lain.
Sedikit cerita pengalaman aku. Aku pernah mengalami kekerasan dalam hubungan pacaran. Memang bukan kekerasan secara fisik yang aku alami, tetapi mentalku dijatuhkan dengan kekerasan secara verbal.
Waktu itu aku memilih untuk diam dan memendam semuanya, karena aku nggak mau putus darinya dan nggak mau banyak orang tahu tentang peristiwa yang aku alami. Tapi aku bersyukur sudah lepas dari masa kelam tersebut.
Beberapa waktu lalu, aku mengikuti acara zoom meeting yang diadakan Yayasan CARE Peduli dan UN Women, dengan tema “Ubah Narasi: Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan”. Acara ini menghadirkan pembicara Veryanto Sitohang selaku Komisioner Komnas Perempuan, Lola Amaria selaku produser film dan publik figur, Devi Asmarani selaku Co-founder dan Editor-in-Chief, Magdalene.co, Cresti Fitriana selaku National Project Officer Communication and Information, UNESCO Jakarta. Acara ini dipandu oleh Moderator, Elvera N. Makki, Comunications and Social Impact Advisor dari VMCS Advisory Indonesia.

Dari acara ini, aku mendapatkan banyak sekali informasi dan pelajaran yang akan aku bagikan ke kalian. Acara ini diadakan untuk memperingati 16 Days of Activism against Gender-Based Violence atau 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP). Kampanye ini awalnya diadakan oleh para aktivis di Women's Global Leadership Institute, kemudian diperingati seluruh belahan dunia. Yuk baca artikel ini sampai bawah~😎

💖💖💖


Sejak adanya pandemi 2020, kekerasan berbasis gender (KBG) semakin meningkat, apalagi kekerasan terhadap perempuan. Hal ini disebabkan karena adanya krisis ekonomi dan sosial yang membuat keadaan semakin memburuk.

Bintang Puspayoga, sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia memaparkan bahwa 1 dari 3 perempuan berusia 15 hingga 64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan dan selain pasangan selama hidupnya.

Bahkan menurut catatan tahunan Komnas Perempuan 2020, selama 12 tahun terakhir, kekerasan terhadap perempuan di Indonesia meningkat 792% (8x lipat). Berikut datanya yang aku screenshoot dari zoom meeting kemarin:



Sebenarnya, data-data yang sudah dilaporkan itu lebih sedikit daripada kasus kekerasan pada perempuan yang terjadi dalam kenyataan. Sehingga dibentuk beberapa undang-undang untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak untuk seluruh rakyat Indonesia, termasuk para perempuan dan anak-anak.

Pemerintah juga memberikan upaya untuk menurunkan kekerasan terhadap perempuan, dengan cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk cara promotif dan preventif ini dilakukan sebelum adanya kejadian. Sedangkan cara kuratif dan rehabilitatif ini dilakukan setelah adanya kejadian kekerasan pada perempuan.

💗💗💗

Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan pada Perempuan

ilustrasi Andrea Piacquadio/pexels

Di era modern ini, kekerasan pada perempuan justru meningkat di media sosial, yang disebut dengan kekerasan siber berbasis gender. Menurut Komnas Perempuan 2021, bahwa setiap tindakan kekerasan berbasis gender, yang dilakukan, didukung atau diperburuk sebagian atau seluruhnya karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang menyasar terhadap seorang perempuan sebagai korban, karena ia seorang perempuan atau mempengaruhi secara tidak proposional terhadap perempuan, yang mengakibatkan atau mungkin berakibat terhadap kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk atas ancaman tindakan berupa pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di ruang publik atau dalam kehidupan pribadi.

Seharusnya media memiliki peran yang besar untuk mengedukasi dan menghapus kekerasan terhadap perempuan. Namun, justru sering kali media mengungkap kronologis secara detail, seperti identitas korban dan menggunakan pemilihan kata uang terlalu vulgar, sehingga menyudutkan para korban kekerasan terhadap perempuan.

Dengan adanya narasi dan pemberitaan yang hoax, hal ini justru memicu masyarakat untuk membela pelaku dan menyudutkan korban. Bahkan korban tidak mendapatkan pemenuhan hak keadilan, perlindungan dan pemulihan.

Sebaiknya, dalam memenuhi peran media sebagai pencegahan, penghapusan dan edukasi tentang kekerasan terhadap perempuan ini, media tidak boleh mengungkap identitas korban, tidak memberikan stigma bahwa korban adalah pemicu kekerasan, tidak melakukan penghakiman pada korban, tidak menggunakan diksi yang vulgar, dan tidak boleh menggunakan opini yang sadis.

💖💖💖

Kesimpulan

ilustrasi  THIS IS ZUN/pexels

Nah, setelah mengetahui kenyataan yang terjadi tentang kasus kekerasan terhadap perempuan ini, sebaiknya kita lebih membuka mata dan hati, untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.

Sebagai masyarakat, kita berhak melaporkan kejadian terhadap kekerasan berbasis gender ini. Kita tidak boleh takut untuk membela keadilan dan kebenaran.

Kita juga bisa memberikan support terhadap sesama perempuan, dan tidak boleh mengahakimi atau menyudutkan korban. Jangan terlalu mudah percaya dengan pemberitaan yang hoax. Cari dulu kebenaran yang ada, dan jangan memberikan opini yang kasar atau tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Semangat, girls! Xoxo.

 

Photo by Medakit Ltd on Unsplash

Hello Pinkish!!

Apa kabar kalian? Semoga sehat selalu ya~ 💖

Mungkin beberapa dari kalian pernah terinfeksi virus Corona, yang menyebabkan penyakit Covid-19. Mungkin juga sebagian dari kalian, ada yang kehilangan orang-orang tersayang karena virus ini.

Sudah hampir 2 tahun virus Corona ini ada di negara Indonesia, dan ada banyak sekali upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran virus ini, seperti melakukan protokol kesehatan, adanya 3T (Test, Tracing and Treatment), program vaksinasi, PSSB, dan PPKM hingga level 1-4. Tentunya upaya atau program pemerintah ini tidak akan berhasil, tanpa adanya bantuan dari masyarakat Indonesia.

Awalnya pemerintah membatasi masyarakat untuk keluar rumah atau keluar kota, hingga akhirnya pada tanggal 2 November 2021 lalu, ada Surat Edaran Satgas Covid-19 no 22 tahun 2021 tentang Kebijakan yang berlaku bagi perjalanan darat, laut dan udara.

Namun, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan saat melakukan perjalanan, dan melakukan tes PCR atau antigen. Dengan adanya tes PCR atau antigen ini, malah menjadi perdebatan bagi masyarakat, karena harga tes ini dianggap lebih mahal daripada biaya transportasi untuk melakukan perjalanan.

Untuk itu, Ruang Publik KBR membahas tentang PCR dan Antigen Sebagai Syarat Perjalanan dengan narasumber dr. Pandu Riono, MPH,Ph.D dari Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dan Dicky Pelupessy, PhD dari Kolaborator Ilmuwan LaporCovid-19 & Ketua Lab Intervensi Krisis, FPsikologi UI, yang disiarkan melalui 100 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, dan 104.2 MSTri FM Jakarta, dan live streaming via website kbr.id dan youtube Berita KBR, pada Rabu, 10 November 2021, 09.00-10.00 WIB

💙💙💙

Pentingnya Screening Saat Perjalanan dan Perbedaan tes PCR dengan Tes Antigen


Awalnya screening yang dilakukan untuk perjalanan adalah menggunakan tes antibodi. Tetapi tes antibodi ini dirasa kurang efektif untuk mendeteksi adanya virus corona. Sehingga pemerintah memberikan aturan baru, kalau seseorang yang hendak melakukan perjalanan keluar kota, harus melakukan tes PCR. Dengan adanya tes PCR yang harganya lumayan mahal, masyarakat pun merasa sangat keberatan melakukan tes PCR ini.

Menurut pak Pandu, sebenarnya tes menggunakan swab antigen saja sudah cukup. Karena screening ini dilakukan untuk menjamin orang yang sedang melakukan perjalanan tidak terinfeksi virus dan tidak menularkan virus corona tersebut. Tes antigen ini juga harganya lebih murah, dan sudah bisa dilakukan untuk orang yang sudah vaksin.

Sedangkan menurut pak Dicky, tes PCR seharusnya digunakan untuk mendiagnosis penyakit, dan jika melakukan screening cukup menggunakan tes antigen saja. Tes ini dilakukan untuk memberi jaminan dan kesejahteraan rakyat, agar selama perjalanan merasa aman dan tidak terinfeksi virus corona. Namun dengan adanya tes tersebut, justru memberatkan masyarakat dan berefek pada psikologis masyarakat.

Tes PCR menggunakan alat yang lebih sensitif dan bisa mendeteksi virus secara keseluruhan. Sedangkan tes antigen ini bisa memeriksa protein virus, dan bisa digunakan untuk melihat virus tersebut nular atau tidak. Kedua alat ini memiliki metode yang berbeda dan kualitas yang beda. Sehingga harganya pun sangat jauh berbeda.

💚💚💚

Pesan Penting untuk Masyarakat


Penularan virus corona ini juga bisa ditularkan oleh orang yang tidak bergejala. Biasanya anak muda yang membawa virus ini, dan tidak memiliki gejala apapun. Sehingga perlua adanya regulasi dari pemerintah.

Sebagai masyarakat, kita harus bergandeng tangan memutuskan rantai penularan virus corona ini, dengan mematuhi protokol kesehatan, melakukan vaksinasi, berjaga jarak dan mencari informasi akurat tentang virus ini.

Pak Pandu juga berpesan, bahwa Indonesia tidak perlu khawatir akan virus ini. Indonesia pasti bisa melawan pandemi ini. Pemerintah harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat, terbuka dengan masyarakat, dan jangan marah jika dikritik. Pemerintah maupun masyarakat harus saling bergandengan, melakukan upaya bersama dalam melawan pandemi, dan jangan saling menjatuhkan.

Sedangkan menurut pak Dicky, patuh terhadap protokol kesehatan adalah kunci, saat kita sedang melakukan mobilitas. Kita harus belajar dari gelombang-gelombang sebelumnya, agar mobilitas yang dilakukan sekarang ini tidak menyebabkan gelombang baru.

 

Lanjutan Sebuah Takdir Bertemu Dua Malaikat Kecil (Part 1)

Mungkin malaikat Aries tidak menemuiku saat ini, tetapi malaikat Aries mengirimkan malaikat lain, yaitu malaikat Taurus yang menyembuhkan luka.

Aku terdiam terpaku melihat malaikat Taurus yang datang menemuiku. Aku tidak tahu apa yang harus ku perbuat, tetapi aku sangat ingin dipeluk.

Kemudian malaikat Taurus memelukku dengan erat dan lembut. Seluruh beban hidupku terlepas dan luka di hatiku terobati.

Tenang..... Damai.... Hanya ini yang aku rasakan sekarang sambil menangis dalam pelukan malaikat Taurus.

👼👼👼

Have I told you lately? That I miss you badly? Sometimes I wish, that I could still call you mine - Gangga, Blue Jeans

Sebulan telah berlalu. Setiap hari dua malaikat yang aku temui di taman itu, selalu menemaniku bergantian. Terkadang kedua malaikat itu menemuiku bersamaan, hanya sekedar mengawasiku dan memastikan aku tidak menangis lagi.

Segala logika ku kembali berpikir untuk masa depan, dan hatiku mulai mengikhlaskan segala kenangan yang sudah diperbuat.

Namun, aku bertemu kembali dengannya, di malam yang syahdu berselimut dinginnya hujan.

Ia mencurahkan segala isi hatinya padaku. Iya, dia yang meninggalkanku, karena memilih perempuan pilihan orang tuanya.

"Aku pusing, berat rasanya beban yang sedang aku pikul sekarang ini. Seakan-akan dunia tidak pernah ada di pihakku. Aku harus menanggung beban keluargaku, dan aku harus dipindah tugaskan karena masalah yang bukan aku perbuat." Ucapnya dengan suara lirih dan hati yang sangat berat. "Atau mungkin aku sudah gila? Aku tidak boleh menyerah, tetapi aku tidak tahu apakah aku sanggup?"

"Aku tahu, aku bukanlah wanita yang kamu pilih. Tetapi aku bersyukur, aku adalah rumahmu, tempatmu berkeluh kesah dan menangis. Mungkin aku tidak bisa memenangkan hatimu, tetapi aku akan ada untuk membantumu dan berusaha menghiburmu. Walaupun aku harus terluka." Ucapku dalam batin, karena tak mungkin aku berkata seperti itu padanya. Aku hanya bisa terdiam dan tersenyum. Aku juga bingung, apa yang harus aku perbuat? Toh, kamu sendiri sudah membuangku..

Akhirnya, ia menarik tanganku dan memelukku dengan sangat erat. Aku merasakan napasnya sudah tidak karuan, dan air matanya membasahi pipinya. Aku merasakan perasaan yang sungguh tidak karuan, antara sedih karena tidak bisa memilikinya, dan juga senang karena bisa memeluknya kembali.

"Terimakasih sudah bercerita padaku. Terimakasih sudah memelukku. Puaskan dirimu, aku siap jadi sandaran untukmu." Aku pun memisikkan kalimat itu di telinganya, sambil membalas pelukkan.

Tak terasa aku pun ikut menangis. Mungkin ia menangis karena beban berat yang ia pikul, sedangkan aku menangis karena patah hati akibat putus cinta dengannya kembali ku rasakan.

Seandainya aku boleh menghentikan waktu, aku ingin waktu berhenti dan terus memeluknya seperti ini. Sayangnya, aku tidak bisa memeluknya terus menerus, dan kami pun berpisah lagi.

👼👼👼

But I'll be there for you when you need me, it is only me, Believe me girl it's only me. I will always be the one who pull you up, when everybody push you down and it's only me. - Kaleb J, It's Only Me

Aku menangis tak karuan setelah bertemu dengannya. Aku tidak tahu kapan akan bertemu dengannya lagi. Pikiranku sangat kacau balau.

Malaikat Taurus menemuiku di malam itu, ia kembali menenangkanku kembali, berusaha menghiburku dan membuatku tertawa kembali.

Malaikat Taurus menemaniku, hingga aku tertidur tanpa air mata. Hingga malam-malam berikutnya, Malaikat Taurus selalu menemaniku dan memastikanku tidak pernah menangis lagi.

Begitu juga dengan malaikat Aries. Ia selalu menyapaku setiap hari, sama dengan malaikat Taurus. Malaikat Aries selalu memberikanku semangat, dan berhasil membuatku berdiri tegak kembali.

Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan dua malaikat kecil ini. Walaupun rasa sakit hati karena patah hati ini masih ku rasakan, tetapi aku bisa tersenyum dan tidak merasa sendirian. Aku tahu, ada dua malaikat kecil yang menjagaku dan ada untukku.

Terimakasih untuk kedua malaikat kecilku, aku senang kalian berdua hadir di hidupku. Semoga kita bisa selalu menjalin hubungan dengan baik, dan semoga Tuhan memberikan kalian kebahagian atas kebaikan yang kalian bagikan padaku. 

 

cr: freepik

Aku tak pernah berpikir akan bertemu dengan dua malaikat kecil. Mungkin cerita ini akan membuatmu bingung. Tapi bersama cerita ini, aku ingin berkata pada kalian, kalau bertemuan itu adalah sebuah takdir yang akan menyelamatkanmu dan mendewasakanmu di masa depan.

Sebuah pertemuan pasti memiliki alasan tertentu, yang bisa kita pelajari untuk kehidupan selanjutnya. Dan inilah kisahku, yang bertemu dengan dua malaikat kecil.

Setiap hari aku selalu melakukan sebuah rutinitas, yang sebenarnya membuatku bosan tetapi aku perlu. Iya, rutinitas bekerja.

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi kesuatu tempat, yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, untuk mengisi waktu luang di tengah kesibukan bersama laptop.

Saat itu aku memiliki suasana hati yang bisa dibilang sangat buruk, karena aku berada dihubungan asmara yang penuh dengan lika-liku.

Aku duduk di sebuah taman bersama sahabatku. Tak ku sangka, aku melihat suatu bercahaya di dekatku. Aku tertarik dan aku memandanginya.

"Sis, sepertinya aku tertarik dengan cahaya itu... Aku tidak asing melihatnya." ucapku kepada sahabatku yang duduk di sampingku.

Lalu aku berdiri dan mendekati kilau cahaya yang tak jauh dariku. Aku terus menatap cahaya itu, dan sahabatku menepuk pundakku sambil berkata, "Sudahlah jangan dekati cahaya itu. Ayo kembali, kamu tidak mengenal cahaya itu."

👼👼👼

“Ketika kaki harus melangkah, yakinlah jika Tuhan berkehendak, Dia akan mempertemukan kita semula, pada waktu yang tak pernah kita duga.” -Nik Nur Madihah, Noktah Terjahit

 Hari berganti hari. Aku kembali pergi ke taman waktu itu. Aku berharap akan melihat cahaya lagi.

Aku merasa saat itu Tuhan berpihak padaku, dan ingin menyampaikan sebuah pesan kepadaku. Karena cahaya yang ingin aku temui, perlahan mendekat di depan mataku dan menunjukkan wujud aslinya, bahwa ia adalah seorang malaikat.

"Hai aku Aries, aku harap kamu mengikhlaskan segala yang akan menimpamu di masa depan, terkait dengan hubungan asmaramu.. Pasanganmu membutuhkan mu, tetapi kamu harus merelakannya." Ucap malaikat yang bernama Aries itu.

"Mengikhlaskan? Merelakan? Apa maksud dari ucapanmu ini?" Aku terkejut mendengar kata dari malaikat Aries.

"Suatu hari nanti, kamu akan paham dengan yang aku ucapkan. Aku tahu kalau kamu gadis yang kuat. Jika perpisahan terjadi, tetaplah kuat! Kamu boleh menangis dan mencariku lagi di taman ini." Kemudian malaikat Aries pergi dan meninggalkanku sendiri di taman, penuh dengan kebingungan dan teka-teki.

Aku berusaha berpikir dengan keras, apakah pesan yang disampaikan malaikat itu berhubungan dengan asmaraku di masa depan? Apakah aku akan putus dengan pasanganku? Aku bingung dan terus mencerna pesan dari malaikat Aries.

👼👼👼

That should be me, holding your hand... That should be me, making you laugh... That should be me, this is so sad... That should be me - Justin Bieber

Seminggu telah berlalu. Aku tidak pernah mendatangi taman itu lagi, karena aku tidak ingin mendengar rumor atau kabar yang membuatku bingung. Lebih tepatnya, aku tidak ingin bertemu dengan malaikat Aries.

Karena sudah sebulan lebih aku tidak bertemu dengan pasanganku, akhirnya aku menemuinya malam ini. Kami adalah pasangan LDR yang tidak bisa bertemu setiap waktu. Aku senang akhirnya bisa bertemu dengan pasanganku.

Aku berdandan cantik, lalu menggunakan rok mini berwarna cokelat dan bermotif bunga, dengan atasan kaos hitam. Aku menggunakan sneakers dan parfum beraroma bunga, kesukaan pasanganku.

Dengan wajah bahagia, aku menyambutnya. Ia mengajakku untuk berkeliling kota dan menghabiskan malam bersamaku, dengan makan sate di restoran favoritnya. Kami berdua sangat menyukai sate.

Kami berbagi cerita, canda dan tawa. Karena saat itu kami sedang mengalami quarter-life crisis, jadi kami saling menyemangati dan mendoakan.

Sampai akhirnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku harus pulang ke rumah, dan esok pagi dia harus lanjut dinas.

Sebelum pulang, ia memegang kedua tanganku dan menatap mataku dengan dalam.

"Maaf.... Maafkan aku..." Katanya sambil menatapku.

"Ada apa? Kenapa kamu minta maaf padaku?" Tanyaku.

"Aku tahu kamu mencintaiku, begitu pula aku mencintaimu.. Tetapi kita sudah tidak bisa bersama lagi. Orang tuaku tidak merestui hubungan ini, dan aku akan menjalani hubungan serius dengan perempuan yang dikenalkan orang tuaku." Ia mengucap serius dan menunduk lesuh.

"Jadi... hubungan kita berakhir malam ini?" Aku menatapnya dengan tajam dan menggenggam tangannya dengan erat.

"Iya.. Maafkan aku....." Dia memelukku dengan erat, seakan tak ingin melepaskanku.

"Baiklah... Aku bukan pilihan orang tuamu. Aku tidak berharga untukmu. Aku ikhlaskan kamu dengan perempuan lain. Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu." Aku membalas pelukkannya, dan menangis sambil tersenyum kecut.

Malam itu, semuanya berakhir. Aku menangis di dalam kamar sendirian. Hancur duniaku.

👼👼👼

you are not alone, I am here with you, though you're far away, I am here to stay... - Michael Jackson

"Aries.... Aries.... Dimana kamu?" esok harinya aku berlari menuju taman. Aku berteriak memanggil malaikat Aries.

Aku tidak melihat cahaya sama sekali, yang menunjukkan kalau malaikat Aries akan datang. Aku menangis, aku marah, aku sedih dan aku berteriak di taman itu.

"Mungkin sebuah takdir mempertemukan kita di taman ini, wahai Aries. Aku berterimakasih padamu karena pesan terakhirmu, membuatku siap menghadapi perpisahan dengan pasanganku. Tetapi sekarang aku sedih, aku menangis, kenapa kau tidak datang menepati janjimu?" Aku tersungkur menunduk meraung.

Kemudian angin berhembus sangat kencang mengenai tubuhku. Angin tersebut membawa kehangatan. Air mataku tersapu, dan aku merasakan sebuah pelukan.

"Hai gadis kuat. Kamu nggak sendirian. Aku disini bersamamu. Menangislah sampai air matamu habis, setelah itu kita bangkit ya.. Aku Taurus, kiriman Aries.." Aku semakin menangis dan merasakan lukaku sedang disembuhkan.

Mungkin malaikat Aries tidak menemuiku saat ini, tetapi malaikat Aries mengirimkan malaikat lain, yaitu malaikat Taurus yang menyembuhkan luka.


(bersambung.....)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About

Hai, Kezo disini! Berbagi cerita tentang Beauty, Love and Life sama aku yuk. Bisa langsung email untuk kerjasama dan sharing!

Subscribe & Follow

Popular Posts

  • 3 Rekomendasi Eksfoliator untuk Remaja dari Emina Cosmetics
  • #Kezotalk Apa Arti Cinta untuk Memahami Cinta yang Sebenarnya
  • Baby Kiano Suka Mie Lemonilo? Yuk Intip Makanan Favorit Paula dan Kiano di Malam Hari
  • Review Lip Cream Halal dari Fabil Beauty
  • Mahkota Cantik untuk Rambut Sehat dan Cantik

Blog Archive

  • ►  2022 (16)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2021 (19)
    • ►  Desember (3)
    • ▼  November (4)
      • Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan pada Perempuan
      • Pentingnya PCR dan Swab Antigen sebagai Syarat Per...
      • Sebuah Takdir Bertemu Dua Malaikat Kecil (Part 2)
      • Sebuah Takdir Bertemu Dua Malaikat Kecil (Part 1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
  • ►  2019 (11)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini



Label

  • BODY CARE
  • HAIR CARE
  • KEZO TALK
  • MAKE UP
  • SKIN CARE

Followers

kezzooo

Blog Styling By Yanikmatilah Saja | Theme by OddThemes.

COPYRIGHT © 2020 Kezia Pinky | Origin by Odd, Styling by Yanikmatilah